26 Februari 2016

Asuhan Keperawatan (askep) Abses Terlengkap

ABSES (Rongga berisi nanah)
                                                                   gambar dari andyagenherbalonline27.blogspot.co.id 
    Istilah abses sebagian besar orang jarang mendengarnya, dari gambar diatas mungkin ada yang baru melihat atau bahkan sudah pernah menderitanya. Terlihat di gambar ada nanah di tangan, mari kita belajar apa itu abses dan bagaimana mengatasinya.

A. Abses itu apa ?

      Abses merupakan kumpulan nanah setempat dalam suatu rongga yang terbentuk akibat
kerusakan jaringan (Dorlan, 1992).
          Abses adalah rongga yang terjadi karena kerusakan jaringan dan berisi nanah (Ramali, 2002).
  Dari pengertian menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan secara umum abses adalah rongga berisi nanah yang disebabkan karena adanya kerusakan jaringan pada tubuh.

B. Penyebabnya (Etiologi)

1. Infeksi dari kulit yang disebabkan oleh kuman :
a. Eschercia Colli
b. Stapilococcus
c. Streptococcus

2. Infeksi yang berasal dari vena porta
a. Infeksi pelvis atau gastrointestinal
b. Infeksi langsung seperti luka penetrasi

C. Patofisiologi (Proses terbentuknya abses)

        Abses merupakan kumpulan nanah yang berasal dari kumpulan sel-sel leukosit yang mati dalam reaksi antibodi yang dimanifestasikan dalam reaksi peradangan. Respon peradangan terjadi setelah infeksi atau cedera jaringan. Peradangan dapat mendahului suatu respon imun. Arteriol didekat tempat cedera mengalami kontraksi secara singkat lalu vasodilatasi berkepanjangan. Dilatasi arteriol menyebabkan peningkatan tekanan cairan kapiler sehingga terjadi perpindahan filtrate plasma ke dalam ruang interstitial. Histamine dan bradikinin adalah bahan kimia yang dibebaskan selama peradangan yang menyebabkan sel-sel endotel meningkat. Sel-sel darah merah dan cairan keluar kapiler masuk ke ruang intestinum. Hal ini menyebabkan pembengkakan dan eritema (kemerahan).
        Sel-sel darah putih dan trombosit tertarik ke daerah peradangan dan bermigrasi melalui kapiler yang bocor untuk mengelilingi sel-sel yang rusak. Sel-sel memfagosit sel yang mati dan mikroorganisme, serta merangsang pembekuan untuk mengisolasi infeksi dan mengontrol perdarahan. Sel yang tertarik ke dalam lokasi cedera akhirnya berperan melakukan penyembuhan. Proses penyembuhan luka dapat terjadi secara :

1. Perpriman yakni penyembuhan yang terjadi segera setelah tepi luka ditautkan dengan jahitan.

2. Persekundan yakni luka yang tidak mengalami penyembuhan perpriman, proses penyembuhan terjadi lebih kompleks dan lebih lama. Luka ini biasanya tetap terbuka. Penyembuhan dimulai dari lapisan dalam dengan pembentukan jaringan granulasi.

3. Partertian atau perpriman tertunda yakni luka yang dibiarkan terbuka selama beberapa hari setelah tindakan debridemen. Setelahh bersih baru luka bertautan.

Fase penyembuhan luka :
1. Fase inflamasi berlangsung sampai hari kelima
2. Fase proliferasi atau fibroplasi berlangsung dari hari keenam           sampai tiga minggu
3. Fase remodeling atau fase resorpsi berlangsung berbulan-bulan       dan berakhir bila tanda radang sudah hilang

Alurnya secara umum adalah sebagai berikut :

Kerusakan jaringan --> Reaksi antibodi (peradangan) --> sel-sel leukosit mati --> Nanah (abses) --> penyembuhan luka




                                                                                          gambar dari bedahminor.com
D. Tanda dan Gejala Abses (Manifestasi Klinis)

1. Terdapat pembengkakan yang terlokalisir, merah, dan fluktuasi yang terasa hangat pada perabaan dan sangat nyeri saat ditekan.

2. Ketika abses matang (Poiting), kulit semakin mengkilap serta merah dan pus (nanah) tampak sebagai pusat yang berwarna kuning.

3. Bisa terjadi respon sistemik menyeluruh jika absesnya besar.

4. Demam yang dapat bersifat intermiten, remiten atau continue yang disertai menggigil. Keluhan ini dapat berupa sakit perut, mual muntah, lesu, dan berat badan menurun.

5. Pemeriksaan biakan pada permukaan penyakit sering ditemukan adalah kuman gram negative seperti Aerobacter aerogenesis atau pseudomonas iaerognesa, dan anaerob mikro aerophilic streptococcus.


E. Pemeriksaan Penunjang 
Laboratorium : DR, kultur nanah

F. Penatalaksanaan Medis
1. Insisi
2. Pembedahan
Harus menghubungi petugas kesehatan untuk melakukan kedua tindakan diatas.

G. Pathway


H.  Rencana Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas Pasien
Berisi semua data identitas pasien dari nama, alamat, keluarga, umur, agama, sampai nomor rekam medis pasien.

b. Riwayat Kesehatan
1). Keluhan Utama
Keluhan pasien pada saat dikaji yang paling mengganggu, misalnya pasien mengeluh nyeri pada luka post operasi. Pada pengkajian juga ditemukan data pasien kurang menjaga kebersihan lukanya. Sehingga muncul diagnosa nyeri dan resiko infeksi, nyeri bisa digunakan untuk keluhan utama pasien.  

2). Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Berisi penyakit yang diderita pasien sekarang, mungkin pasien punya penyakit lain yang bisa memperburuk kondisinya sekarang, seperti DM, TBC ataupun jantung.

3). Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
Penyakit yang pernah diderita pasien dahulu, dari pasien anak-anak sampai penyakit terakhir sebelum pasien dibawa ke RS.

4). Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji penyakit keturunan ataupun penyakit menular, misal TBC, DM dll.

c. Pola Fungsional Kesehatan (GORDON)

1). Pemeliharaan Kesehatan
2). Pola Nutrisi dan Metabolik
3). Pola Eliminasi
4). Aktivitas dan Latihan
5). Pola Persepsi dan Kognitif
6). Pola Istirahat dan Tidur
7). Konsep DIri
8). Pola Peran dan Hubungan
9). Pola Reproduksi dan Seksual
10). Pola Pertahanan dan Koping
11). Keyakinan dan Nilai

d. Pemeriksaan Fisik (head to toe)

1). Keadaan Umum
2). Tanda-tanda Vital (TTV)
3). Pemeriksaan Head to toe :
a). Kepala dan leher
b). Dada / Thorax
c). Abdomen / perut
d). Genitalia 
e). Ekstremitas / anggota gerak (kaki dan tangan)
e. Pemeriksaan Penunjang
f. Terapi (medis atau herbal)

2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis akibat proses peradangan
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
c. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi



DAFTAR PUSTAKA

Corwin, E.J. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta :EGC, 2001 (buku asli diterbitkan tahun 1996)
Doengoes, M. E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. Nursing care plans : Guidelines for planning and documenting patients care. Alih bahasa : Kariasa, I.M. Jakarta : EGC, 2000 (buku asli diterbitkan tahun 1993)



 


Artikel Terkait

Asuhan Keperawatan (askep) Abses Terlengkap
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

1 komentar:

Komentar cerdas dan bermanfaat....