19 Maret 2016

Asuhan Keperawatan (Askep) Glukoma / Glaukoma Terlengkap

GLUKOMA / GLAUKOMA

A. Pengertian

Glukoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinis berupa peninggian tekanan bola mata, penggaungan pupil saraf optik dengan defek lapang pandang mata (Sidarta, 2000).

Glukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler (Long Barbara, 1996).




B. Etiologi

Penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler ini disebabkan oleh :
1. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan ciliary
2. Berkurangnya pengeluaran cairan mata didaerah sudut bilik mata atau di celah pupil 
3. Pemakaian obat-obatan midriatik
4. Berdiam lama ditempat yang gelap
5. Hifema, katara, uveitis dengan suklusio atau oklusio pupil
6. Pasca pembedahan intraokuler
7. Diabetes Militus (DM), arteriosclerosis, pemakaian kortikosteroid jangka panjang, myopia tinggi dan progresif.
Klasifikasi Glukoma / Glaukoma

1. Glukoma Primer

a. Glukoma sudut terbuka

Merupakan sebagian besar dari glaucoma (90 - 95 %) yang meliputi kedua mata. Timbulnya kejadian dan kelainan berkembang secara lambat. Disebut sudut terbuka karena humor aguos mempunyai pintu terbuka ke jaringan trabekular, saluran schleem, dan saluran yang berdekatan. Perubahan saraf optik juga dapat terjadi. Gejala awal biasanya tidak ada, kelainan diagnosa dengan peningkatan TIO dan sudut anterior normal. Peningkatan tekanan dapat dihubungkan dengan nyeri mata yang timbul.

b. Glukoma sudut tertutup

Disebut sudut tertutup karena ruang anterior secara anatomis menyempit sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekuler dan menghambat humor aquos mengalir ke saluran schleem. Pergerakan iris kedepan dikarenakan peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan diruang posterior atau lensa yang mengeras karena usia tua. Gejala yang timbul dari penutupan yang tiba-tiba dan peningkatan TIO., Dapat berupa nyeri yang berat dan penglihatan yang kabur. Penempelan iris menyebabkan dilatasi pupil, bila tidak segera ditangani akan terjadi kebutaan dan nyeri hebat.

2. Glukoma Sekunder

Dapat terjadi dari peradangan mata, perubahan pembuluh darah dan trauma. Dapat mirip dengan sudut terbuka atau tertutup tergantung pada penyebab :
a. Perubahan lensa
b. Kelainan Uvea
c. Trauma
d. Bedah

3. Glukoma Kongenital

a. Primer atau infantil
b. Menyertai kelainan kongenital lainnya

4. Glukoma Absolut

Merupakan stadium terakhir glukoma (sempit atau terbuka) dimana sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan funsi lanjut. Pada gllukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, pupil atropi dengan eksvasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Mata dengan glukoma ini sering mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskulisasi pada iris. Keadaan ini menimbulkan rasa sakit sekali akibat timbulnnya glukoma hemoragik.

Glukoma Berdasarkan Lamanya :

a. Glukoma Akut

Glukoma akut adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intraokuler yang meningkat mendadak sangat tinggi. 
Dapat tejadi primer yaitu timbul pada mata yang memiliki bakat bawaan atau sekunder sebagai skibat penyakit mata yang lain.

b. Glukoma Akut

Adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan bola mata sehingga terjadi kerusakan anatomi dan fungsi mata yang permanen.

Penyakit berkembang secara lambat namun pasti. Penampilan bola mata seperti normal dan tidak mempunyai keluhan pada stadium awal (dini). Pada stadium lanjut keluhanya yaitu pasien sering menabrak karena pandangan gelap, lebih kabur, lapang pandang sempit hingga kebutaan permanen.

C. Patofisiologi


Peningkatan tekanan intra okuler menyebabkan glukoma. Glukoma muncul ketika tekanan intra okuler mencapai tingkat patologi yakni 60 -70 mmHg. Tingkat tekanan sebesar 20 -30 mmHg dalam waktu yang lama bisa mengakibatkan hilangnya penglihatan. Pada glukoma akut, tekanan yang ekstrem bisa mengakibatkan kebutaan dalam beberapa jam.

Tekanan intra okuler dipengaruhi oleh keseimbangan antara peroduksi humor aqueus dalam badan silier dengan aliran keduanya melalui pupil ke arah trabeluca kemudian ke kanal schleem. Naiknya tekanan intra okuler bisa mengakibatkan ischemia atau matinya neuron-neiron mata sehingga mengakibatkan degenerasi nervus opticus dan berakhir dengan hilangnya penglihatan.




D. Manifestasi Klinis

1. Mata terasa sanat sakit hingga mengenai sekitar mata dan daerah belakang kepala
2. Gejala gastrointestinal berupa mual dan muntah, kadang dapat mengaburkan gejala glukoma akut
3. Ketajaman penglihatan sangat menurun
4. Terdapat halo atau pelangi disekitar lampu yang dilihat
5. Konjungtiva bulbi kemotik atau edema dengan injeksi siliar
6. Edema kornea berat sehingga kornea terlihat keruh
7. Bilik mata depan sangat dangkal denga efek tyndal yang positif akibat timbulnya reaksi radang uvea
8. Pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar yang lambat
9. Pemeriksaan funduskopi sukar dilakukan karena teerdapat kekeruhan media penglihatan
10. Tekanan bola mata sangat tinggi
11. Tekanan bola mata antara dua serangan dapat sangat normal

E. Penatalaksanaan Medis


1. Penderita dirawat dan dipersiapkan untuk operasi. Evaluasi tekanan intra okuler (TIO) dan keadaan mata. Apabila TIO tetap tidak turun, lakukan operasi segera.

2. Sebelumnya, berikan infus manitol 20 %  : 300 - 500  ml, 60 tetes permenit. Jenis operasi iridektomi atau filtrasi, ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan gonoskopi setelah pengobatan medikamentaosa.
3. Pada glukoma kronis, pasien diminta datang 6 bulan sekali, nilailah tekanan bola mata dan lapang pandang. Bila lapang padang semakin memburuk meskipun hasil pengukuran tekanan bola mata dalam batas normal, terapi ditingkatkan.

F. Pathway




G. Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian

a. Identitas Pasien

b. Riwayat Kesehatan

1). Keluhan utama
2). Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
3). Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
4). Riwayat Penyakit Keluarga


c. Pola Kesehatan Fungsional

1). Pemeliharaan Kesehatan
2). Pola Nutrisi dan Metabolik
3). Pola Eliminasi
4). Aktivitas dan Latihan
5). Pola Persepsi dan Kognitif
6). Pola Istirahat dan Tidur
7). Konsep Diri
8). Pola Peran dan Hubungan
9). Pola Reproduksi dan Seksual
10). Pola Pertahanan dan Koping
11). Keyakinan dan Nilai

d. Pemeriksan Fisik (Head to toe) :

1). Keadaan umum meliputu : Kesadaran, GCS
2). TTV (Tanda-tanda vital)
3). Pemeriksaan head to toe :
a). Kepala dan Leher
b). Dada dan Thorax
c). Abdomen
d). Genitalia
e). Ekstremitas atas dan bawah

e. Pemeriksaan Penunjang

f. Terapi farmakologik dan Non Farmakologik

2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul

a. Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik
b. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan penglihatan
c. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan
d. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi


DAFTAR PUSTAKA

Corwin, E.J. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta :EGC, 2001 (buku asli diterbitkan tahun 1996)Doengoes, M. E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. Nursing care plans : Guidelines for planning and documenting patients care. Alih bahasa : Kariasa, I.M. Jakarta : EGC, 2000 (buku asli diterbitkan tahun 1993)

Artikel Terkait

Asuhan Keperawatan (Askep) Glukoma / Glaukoma Terlengkap
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

3 komentar

23 Maret 2016 pukul 06.52 delete

Menambah wawasan tentang glukoma di artikel ini.. Lumayan buat jaga2, thank you infonya

Reply
avatar
23 Maret 2016 pukul 09.32 delete

nambah ilmu tentang kesehatan nih

Reply
avatar
23 Maret 2016 pukul 22.19 delete

makasih bro, bermanfaat banget,...
http://medialaguku.blogspot.co.id/

Reply
avatar

Komentar cerdas dan bermanfaat....