10 April 2016

Asuhan Keperawatan (Askep) illeus Obstruktif

ILLEUS OBSTRUKTIF

A. Pengertian

Gangguan jalan pada isi usus akibat adanya suatu obstruksi yang akan mengakibatkan pasase usus sehingga usus akan mengalami gangguan total.

B. Etiologi

1. Invaginasi (volvalus)

a. Mekonium
b. Gumpalan fekal, cacing
c. Kongenital
1). Atresia, stenosis
2). Anus imferporate
3). Divertikulitis meckel

2. Trauma

a. Perlekatan atau adhesi
b. Strictura

3. Perlekatan atau adhesi


4. Hernia incarserata

5. Keganasan

Hal-Hal Yang Penting

1. Obstruksi dapat menyebabkan proses kolaborasi karena intake tidak adekuat
2. Obstruksi dapat menyebabkan keluarnya cairan dan elektrolit ke dalam usus dengan rongga peritoneum sehingga timbul vomitus, ketidakseimbangan elektrolit dan gangguan metabolisme
3. Obstruksi dapat menyebabkan suplai darah distal tidak adekuat sehingga terjadi perforasi.

C. Patofisiologi

1. Obstruksi Usus Halus

Akumulasi isi usus, cairan dan gas terjadi di daerah atas usus yang mengalami obstruksi. Distensi dan retensi cairan mengurangi absorbsi cairan dan merangsang lebih banyak sekresi lambung. Dengan peningkatan distensi, tekanan dalam lumen usus meningkat, menyebabkan penurunan tekanan kapiler vena dan arteriola. Pada gilirannya hal in dapat menyebabkan edema, kongesti, nekrosis, dan akhirnya ruptur / perforasi dari dinding usus akibat peritonitis.
Muntah refluks dapat terjadi akibat distensi abdomen. Muntah mengakibatkan kehilangan ion hidrogen dan kalium lambung, serta menimbulakan penurunan klorida dan kalium darah yang akhirnya mencetuskan alkaliosis metabolik. Dehidrasi dan asidosis yang terjadi kemudian disebabkan karena kehilangan cairan akut dan syok hipovolemik dapat terjadi.
2. Obstruksi Usus Besar

Seperti pada obstruksi usus halus, obstruksi usus besar mengakibatkan isi usus, cairan dan gas berada proksimal disebelah obstruksi. Obstruksi dalam kolon dapat menimbulkan distensi berat dan perforasi kecuali gas dan cairan dapat mengalir balik melalui katup ileal. Obstruksi usus besar meskipun lengkap biasanya tidak dramatis bila suplai darah ke kolon tidak terganggu.

Apabila suplai darah terhenti terjadi stangulasi usus dan nekrosis (kematian jaringan), kondisi ini dapat mengancap kehidupan. Pada usus besar, dehidrasi terjadi lebih lambat dibandingkan pada usus hallus karena kolon mampu mengabsorbsi isi cairan dan dapat melebar sampai ukuran yang dipertimbangkan diatas kapasitas.


gambar dari : tongkataesculapius.blogspot.co.id

D. Manifestasi Klinis

1. Sakit perut hebat yang sifatnya hilang timbul
1. Anoreksia, naucea dan vomitus warna hijau
3. Pada illeus letak tinggi, mentah lebih sering terjadi
4. Tidak flatus dan tidak defekasi sejak beberapa hari
5. Penderita kesakitan atau gelisah
6. Dehidrasi dan syok
7. Tampak kontur usus dan gerak peristaltik usus (Darem contour atau Darem Steifung)
8. Pada tanda-tanda palpasi abdomen bimanual akan teraba tumor berbentuk sosis yang terletak di perut kanan. Tumor mengeras pada periode kesakitan
9. Rectal toucher : pada sarung tangan terdapat perdarahan beserta lendir, terutama pada anak
10. Bising usus meningkat terdengar sampai metalic sound

E. Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium
Pre operasi
HB, Al, CT, Golongan Darah, Ureum, Creatinin, Gula Darah, pemeriksaan kadar elektrolit, Analisa Gas Darah (AGD), Rontgen thorax, dan EKG

2. Radiologi
Foto polos abdomen, dalam posisi supinasi dan left lateril decubitus terkilir gambaran usus step ledder petterewn dan air fluid level.

F. Penatalaksanaan Medis
1. Perbaiki keadaan umum dalam waktu singkat, disertai pemberian antibiotik dalam dosis tinggi
2. Operasi :
a. Laparatomi Eksplarasi
b. ILeustomy, colostomy
Pada kasus intususepsi atau invaginasi dapat dicoba denga tindakan sebagai berikut :

Masukan berium enema dan dikontrol dengan fluoroskopi sampai tampak pengisian kembali dari illeum, pada palpasi sudah tidak diraba lagi suatu benjolan, apabila gagal aegera lakukan laparatomi eksplorasi.

G. Komplikasi

1. Perforasi
2. Peritonitis
3. Dehidrasi
4. Sepsis
5. Elektrolit darah tidak seimbang

H. Pathway



I. Rencana Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas Pasien

b. Riwayat Kesehatan

1). Keluhan utama
2). Riwayat Penyakit Sekarang
3). Riwayat Penyakit Dahulu
4). Riwayat Penyakit Keluarga

c. Pola Fungsional Kesehaatan

1). Pemeliharaan Kesehatan Pasien
2). Nutrisi dan Metabolik
3). Pola Eliminasi
4). Pola Aktivitas dan Latihan
5). Pola Persepsi & Kognitif
6). Istirahat dan Tidur
7). Pola Konesp Diri
8). Hubungan dan Peran
9). Reproduksi dan Seksual
10). Pola Pertahanan dan Koping
11). Pola Keyakinan dan Nilai

d. Pemeriksaan Fisik

1). Keadaan Umum : Kesadaran, GCS, dan status neurologis pasien
2). Tanda-Tanda Vital
3). Pemerriksaan Head to toe :
a). Kepala dan leher
b). Dada atau thorax
c). Abdomen
d). Genitalia
e). Ekstremitas (atas dan bawah)

e. Pemeriksaan Penunjang

f. Terapi Medis dan Tradisional

2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul

a. Nyeri akut behubungan dengan kerusakan jaringan : biologis (Aktifitas proses penyakit, misalnya kanker, trauma), faktor psikologis (takut, ansietas)
b. Hipertemia behubungan dengan dehidrasi
c. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif


DAFTAR PUSTAKA

Corwin, E.J. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta :EGC, 2001 (buku asli diterbitkan tahun 1996)
Doengoes, M. E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. Nursing care plans : Guidelines for planning and documenting patients care. Alih bahasa : Kariasa, I.M. Jakarta : EGC, 2000 (buku asli diterbitkan tahun 1993)

Artikel Terkait

Asuhan Keperawatan (Askep) illeus Obstruktif
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

Komentar cerdas dan bermanfaat....